Diversivikasi
Pangan, Ciptakan Aneka Olahan Pangan
Nasi
merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Muncul suatu
anggapan “kalau belum makan nasi, berarti belum makan” padahal kenyataannya
meskipun belum mengkonsumsi nasi, tapi sudah mengkonsumsi makanan yang
kandungannya hampir sama dengan nasi. Hal ini dapat menimbulkan ketergantungan
terhadap nasi. Padahal masih banyak sumber pangan lain yang dapat kita manfaatkan
untuk mengganti ataupun melengkapi konsumsi beras. Ada singkong, ubi jalar,
sagu, jagung, suweg, gembili, kentang, ganyong, dan masih banyak bahan
alternatif lainnya yang nilai gizinya tidak kalah, bahkan memiliki kelebihan
dibandingkan beras. Misal pada biji jagung yang memiliki kandungan vitamin A
paling tinggi diantara biji-bijian lainnya. Juga pada ubi kayu yamg kaya akan
kalori dan dan bisa dibuat menjadi aneka macam makanan. Kondisi tersebut
mengakibatkan Indonesia mengalami krisis pangan.
Menurut
Rencana
Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, penganekaragaman pangan
atau diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan
dengan prinsip gizi seimbang Diversifikasi pangan menjadi salah satu
pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Diversifikasi konsumsi pangan
tidak hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada beras tetapi juga
upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan sehat.
Beberapa Contoh Makanan Hasil
Diversifikasi Pangan
1.
Jagung Instan Nixtamalisasi
Cara
pembuatan:
jagung
pipil direbus dengan air mendidih dengan perbandingan 1:3 selama 105 menit dengan
tambahan kapur 3% berat jagung. jagung dicuci dengan air panas 60 drajat
Celcius sebanyak 3 kali lipat berat jagung awal, ditiriskan, dipipihkan,
dikeringkan, digiling, diayak lolos 60 mesh. Penyajiannya untuk membuat bubur, didihkan
air sebanyak 3 kali atau lebih berat tepung jagung. Tepung jagung dimasukan
pelan-pelan sambil diaduk kuat hingga matang dalam 5 menit. Penyedapnya dapat
ditambahkan menurut keperluan.
2.
Beras Jagung Instant
Salah satu produk yang dapat dikembangkan adalah
beras jagung instan. Beras jagung instan adalah beras jagung yang siap dimasak
menjadi nasi jagung instan. Produk yang memiliki rasa sama dengan nasi jagung
yang diolah secara tradisional ini siap dimasak dalam waktu 5 menit dan telah
dikembangkan oleh peneliti PSPG IPB. Nasi jagung yang dihasilkan dapat
dikonsumsi bersama dengan lauk pauk dan sayur, dibuat nasi jagung goreng, nasi
jagung uduk dan "risotto" nasi jagung
3.
Bassang
Bassang
adalah makanan tradisional khas Sulawesi Selatan yang terbuat dari jagung. Bassang
dari hasil penelitian ini diperoleh dari jagung instan, yaitu jagung yang telah
diproses sehingga di dalam pemasakan selanjutnya dibutuhkan waktu yang lebih
singkat. Dengan perbaikan proses yang dihasilkan oleh penelitian ini, pembuatan
bassang yang selama ini membutuhkan waktu 10-18 jam dapat dipersingkat menjadi
20-30 menit. Bahan yang digunakan jagung instan 1 liter, santan 1,5 liter, tepung
terigu 70 gram, air 2 liter, gula dan garam secukupnya (sesuai selera). Cara
Pembuatan Bassang yaitu mula-mula jagung instan dimasak selama 20-30 menit
sambil diaduk. Tepung terigu dan santan dicampur sampai rata lalu dimasukkan ke
jagung instan, diaduk agar tercampur rata. Tambahkan garam secukupnya, aduk dan
masak selama 5-10 menit sampai agak kental. Bisa juga ditambahkan daun pandan
agar memberi aroma dan citra rasa yang enak.
4.
Mocaf (Modified Cassava Flour)
Secara definitif, MOCAF adalah produk tepung dari singkong yang
diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong secara fermentasi,
dimana mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung
singkong ini. mikroba yang tumbuh menghasilkan enzim pektinolitik dan
sellulotik yang dapat mengahncurkan dinding sel singkong, sehingga terjadi
liberasi granula pati. mikroba tersebut juga menghasilkan enzim-enzim yang
menghidrolisis pati menjadi gula dan selanjutnya mengubahnya menjadi asam-asam
organik terutama asam laktat. walaupun dari komposisi kimianya tidak jauh
berbeda, MOCAF mempunyai karakteristik fisik dan organoleptik yang spesifik
jika dibandingkan dengan tepung singkong pada umunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar